13/09/13

Watu Lumpang

Watu Lumpang dan Padepokan di belakangnya

Sejarah singkat asal mula Padepokan Depok yang terdapat di Desa Depok Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan yang didalamnya terdapat  1 unit bangunan yang berukuran 4 M2 yang didalamnya terdapat semacam candi yang terbuat dari tanah liat, 2 buah batu yang mirip kuwali yang dinamakan Batu Lumpang 

Asal muasal Desa Depok  konon menurut nara sumber yaitu Juru Kunci Petilasan Depok, Mbah Kentar. Beliau sebagai juru kunci yang menggantikan juru kunci yang lalu mulai tahun 2000 sampai sekarang.
Menurut  cerita turun temurun dari leluhur masyarakat Desa Depok jaman dahulu berkumpulah wali sembilan di Masjid Demak dan melakukan sholat berjamaah setelah selasai sholat mereka membagi tugas untuk menyiarkan agama islam ke seluruh penjuru nusantara. Kebetulan pada jaman itu datang pendatang dari semarang  seorang Waliluloh yaitu Sunan Giri Roso beliau memimpin padepokan sebelum di jadikan Desa depok.
Cikal bakal dari padepokan adalah individu yang berkumpul dan membentuk suatu perkumpulan semacam pondok pesantren yang diprakarsai dan mempercayakan kepada Eyang Bramasari dan Nyai Bamasari  juga kepada Mbah Jaga Wedana dan Nyai Jaga Wedana  beliau  adalah seorang ulama yang juga termasuk walilulloh berasal dari daerah Lamongan Jawa Timur beliau mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Kyai Bacut dan yang kedua Kyai Gede Duga Sewu dan Nyai Gede Ajar Sewu yang berasal dari Daerah Lamongan Jawa Timur juga, meeika mendirikan padepokan untuk mengajarkan Agama Islam, beliau mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Kardinah.
Dari keturunan pasangan tersebut mempunyai anak laki-laki bernama Kyai Sipa dan kawin dengan seorang perempuan yang bernama Nyai Fatimah, dari perkawinan tersebut mempunyai anak bernama Kyai Bari dan kawin dengan permpuan yang bernama Nyi Dukun Nawang Wulan.
Tinggal di padepokan dan menurunkan anak cucu sampai sekarang dan menjadi Desa Depok dan petilasan itu dinamakn Petilasan Padepokan Depok yang dibuktikan dengan peninggalan – peninggalan yang bersejarah seperti ada dua batu lumpang yang didalamnya selalu terisi air tidak pernah kering. Ukuran lumpang berdiameter 30 cm.
Watu Lumpang yang masih utuh dan yang sudah pecah disebelahnya

 Menurut cerita jaman dahulu air yang didalamnya digunakan untuk tempat bersuci bagi para santri dan sekarang dipercayai oleh warga setempat air itu menjadi air keramat yang bisa digunakan berbagai hal untuk kebaikan yang penting sudah mendapat ijin dari juru kunci dan yang satu lagi menurut cerita dari nara sumber jaman dahulu dipinjam oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk pameran peninggalan benda bersejarah tiba-tiba dengan ajaib kembali dengan sendirinya tetapi batunya pecah menjadi 4 bagian karena menurut cerita dilemparkan dari Pekalongan sempai ke padepokan Depok karena tidak diijinkan oleh yang mbaurekso sehingga sampai sekarang tinggal 1 batu lumpang yang masih utuh.
Yang kedua terdapat bangunan terbuat dari papan dan beratapkan ijuk dengan ukuranya sekitar 4 M2 yang didalamnya terdapat bangunan dari tanah liat yang bentuknya mirip candi, itu juga sangat ajaib kadang kala candi itu kelihatan membesar dan kadang kelihatan kecil dan itu merupakan kejadian alam tanpa rekayasa manusia, itu biasanya kalau ada orang yang berziaroh ke petilasan digunakan untuk berwasilah berdoa kepada Allah SWT melalui tempat itu karena tempatnya sangat hening dan sunyi.
Diperkirakan umur dari petilasan tersebut sudah ribuan tahun sejak Desa Depok belum terbentuk sudah ada dan sampai sekarang masih dirawat oleh juru kunci dan masyarakat Desa Depok , setiap bulan Muharam dan bulan Sakban diadakan khaul dan do`a bersama di padepokan tersebut untuk mendoakan arwah para leluhur.
Apa bila para peziarah mau masuk ke dalam lokasi itu diharuskan mengucapkan salam terlebih dahulu dan membaca basmalah dan dibimbing oleh juru kunci petilasan.
Pintu gerbang ke Petilasan Watu Lumpang

1 komentar:

  1. kayaknya nama watu lumpang itu sebutan watu lenjing yg di desa parakan .. dan di depok jarang dengar sebutan itu ... di depok sebutannya adalah mbangsal (bangsal) .. karena saya sendiri warga depok ..

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...