23/09/13

Mahameru dan Cerita Lebakbarang

Pohon menaungi makam di puncak Mahameru
Lebakbarang pada jaman dahulu bernama Kebakbarang yang artinya sebuah tempat atau lembah yang banyak barang atau benda berharganya.
Diceritakan ketika Keraton Yogyakarta dikuasai oleh Belanda, sehingga Pangeran Diponegoro terusir dari istana dan mengadakan perlawanan terhadap Belanda yang terkenal dengan Perang Gerilya pada Tahun 1825 – 1930. 
Sebelum Belanda menduduki istana, ada prajurit istana berhasil menyelamatkan  benda-benda /barang-barang berharga peninggalan Raja Mataram yang akhirnya dibawa ke Mahameru.
Jalan berundak menuju puncak

Dikisahkan pula bahwa  pendatang yang berasal dari daerah Banjarnegara bernama Ki Kerta Jaya dan Ki Angganaya yang mula-mula membuka hutan menjadi tempat tinggal dan lahan untuk bercocok tanam, namun ada satu batang pohon yang tidak bisa di tebang/ dirobohkan  oleh Ki Angganaya karena pohon itu merupakan tempat berkumpulnya para makhluk halus
Maka beliau mengadakan sayembara yang isinya ”Barang siapa yang bisa menebang atau merobohkan pohon tersebut jika perempuan akan dijadikan saudara dan jika laki-laki akan dijadikan menantunya”. 

Akhirnya ada pemuda seorang bernama Ki Semarajaya yang berhasil menebang pohon tersebut. Karena keberhasilannya menghilangkan ranggas atau penghalang beliau mendapat julukan sebagai Ki Rangga Sejati. 

Adapun karena jasa Ki Angganaya beliau diberi gelar oleh masyarakat sekitar dengan julukan Ki Gede Lebakbarang dan sampai sekarang menjadi nama Desa /Kecamatan Lebakbarang.

Ki Kerta Jaya dan Ki Angganaya termasuk prajurit Pangeran Diponegoro, Ki Kerti Jaya pertama kali datang di Lebakbarang pada Tahun 1824 M, yang merupakan orang pertama yang mesanggah di Puncak Mahameru Lebakbarang kemudian disusul oleh keluarganya.

Ki Kerti Jaya dan Ki Angganaya dimakamkan di Puncak Mahameru. Istilah Mahameru berasal dari Aksara Jawa yaitu berasal dari kata ” Mahamara ”  Ma = 16 Ha= 1,  Maha berarti  17 Rakaat.  Ma = 16 Ra = 4, Mara berarti 20 Sifat Wujud Allah. Yang menandakan bahwa yang dimakamkan di puncak Mahameru adalah para Aulia/Wali yang selalu mengamalkan ajaran Islam.
Warga dalam Bersih Makam

Makam itu setiap Bulan Asura dan Bulan Sakban diadakan bersih makam dan selamatan oleh warga sekitar desa Lebakbarang dan juga warga dari luar Desa Lebakbarang.
Makam Ki Kertajaya dan Ki Angganaya

Komplek makam di Puncak Mahameru

Pemandangan jalan menuju makam (tampak dari atas)

Jalan batu berundak, sekarang sudah disemen

4 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...