13/09/13

Mitos dan Fakta Madu

Madu tawon liar dari hutan di Desa Mendolo


Salah satu hasil alam unggulan di Kecamatan Lebakbarang adalah madu. Madu dari lebah liar, baik tawon gung maupun lanceng cukup terkenal di daerah Pekalongan. Desa Mendolo menjadi salah satu desa yang memasok madu tawon liar. 


Bicara masalah madu, banyak sekali teori di masyarakat untuk menakar keaslian dan kualitas sebuah madu. Sayang sebagian besar salah kaprah. Beberapa mitos terkait hal tersebut antara lain:


Mitos : Madu asli tidak dikerubungi semut
Fakta : Tidak betul. Fakta berbicara, semut sering menjadi masalah bagi peternak lebah. Tapi semut memang tidak menyukai madu tertentu yang rasanya terlalu asam.

Mitos : Madu tidak akan basi
Fakta : Semua madu yang disimpan tidak dalam penyimpanan yang disegel akan menyerap kelembaban dari udara dan bisa menjadi basi. Kalau disegel dengan baik dan disimpan dalam temperatur ruagan, barulah tidak akan basi.

Mitos : Jangan minum madi yang sudah mengkristal
Fakta : Perubahan bentuk tidak mengubah kualitas dan nutrisi madu.

Mitos : Pasien diabetes tidak boleh minum madu.
Fakta : Madu aspal kadang ditambah gula, dan sebaiknya dihindari. Tapi madu alami masih bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes. madu memiliki indeks glikemik rendah yang artinya sehat diserap darah.

Mitos : Kualitas madu tergantung warnanya.
Fakta : Tidak betul, setiap madu tergantung sumber bunganya sehingga warnanya akan berbeda-beda.

Mitos : Kuning telur akan matang jika dicampur madu asli.
Fakta : Sebenarnya kuning telur bukan matang, tapi hanya mengumpal (koagulasi). Itu adalah reaksi ketika sifat asam dari madu bercampur dengan protein dan lemak dari kuning telur.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...